Surabaya – Untuk merayakan Bulan Film Nasional,
pecinta film di Kota Pahlawan diajak untuk bersatu agar tdak terpecah.
Keguyuban komunitas Kine Club yang tumbuh di kampus-kampus diharapkan
bisa memberikan kontribusi untuk perkembangan film di Kota Surabaya.
Ini pulalah yang diusulkan Arik Rahman, salah satu penggiat film di
Kota Surabaya. Menurutnya, daya kreativitas kreator Surabaya tidak
kalah bersaing dengan SDM di kota-kota besar lainnya seperti Bandung
dan Jakarta. Sayangnya, masih belum ada keseriusan untuk bekerka
bersama dalam satu tim.
“Seperti yang sudah sering kita dengar bahwa sudah nggak ada masanya
Surabaya itu one man show (eksis sendiri, Red). Kita mesti mau
menurunkan ego untuk sekedar menjadi kru penopang dalam kerja produksi
film,” kata Ari Rahman, saat menggelar Orasi SATU7AN di DBUKU
BIBLIOPOLIS, Royal Plaza lantai 3, Kamis (17/3/2011).
Sementara itu, untuk menggarap sebuah film pasti membutuhkan
keseriusan. Dan keseriusan itu, bagi Arik, bisa ditunjukan dengan para
kine club tak takut deadline. Di samping itu juga keseriusan dalam
penanganan job description saat produksi.
“Kita harus anggap film itu anak kita sendiri, harus digarap serius.
Tapi kita juga harus legawa dan ikhlas menerima kritikan bahkan
menjadi kru balik layar,”tambahnya.
Arik memang mengaku selama ini hanya menjadi tim balik layar atau
kru produksi film. Namun, baginya, proses produksi film sesungguhnya
memerlukan kru yang solid, yang mau meredam idealismenya untuk satu
tujuan film yang akan diproduksi.
“Saya bukan sapa-sapa di kalangan penggiat film Surabaya, tapi saya
pikir, jika kita bisa sedikit rendah hati menerima kritik, bekerja
serius sesuai job desc, pasti film karya anak Surabaya selain bisa
dikenal di kotanya sendiri, tapi juga bisa eksis di luar kota bahkan di
luar negeri,” pungkasnya.
(nrm/bdh)
*) Detik Surabaya, 17 Maret 2011 judul asli Kine Club Diminta Solid untuk Perkembangan Film di Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar